Lelaki dan Puisi
Lelaki dan Puisi
Lelaki itu menemukan puisi di pagi hidupnya,
dalam kisah, bayang kebebasan dan keriangan.
Setelah matahari tinggi
puisi itu memandangi sang lelaki:
Menyibak kelopak matanya
Megurai sisa jejaknya
sambil mencumbui daun daun di tepi kolam.
Orang orang terus berubah.
Kehidupan semakin lapuk.
Orang orang terus mencari
dan semakin sibuk saja.
Lelaki tadi sedang bercermin
ia melihat guratan puisi di dekat keningnya.
Sesaat kemudian lelaki itu mendekati pintu,
mencoba melihat dan mendengar sesuatu, ia berfikir,
puisi tadi melompat dari keningnya
untuk menemukan peristiwa baru.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Terima kasih Bu Ima dan Bu Ita...salam literasi selalu
waw keren
Mantap Bapak. Puisinya bagus.