Taufik sentana

Guru, konsultan pembelajaran dan ikatan dai indonesia. Menetap di Aceh barat bersama seorang istri dan enam orang anak....

Selengkapnya
Navigasi Web

Taman Penyubur Jiwa

Taman Penyubur Jiwa

Yang terserak

biarlah terhimpun.

Hilang retak-remuk.

Segala amuk

jadi peluk yang rimbun.

Jejak jejak lama

yang takkan lapuk di jiwa

menjadi penat-sesak

menjelma batu panas di dada

menggelegak-meronta-melompat

menuju Pintu Semula:

Ialah rupa makna

dari gejala dan peristiwa

dalam bacaan sehari hari.

Tentang takjub dan redup

atau degup dan desau-risau.

Tanah telah mencumbui

ranting ranting waktu

Diantara dedaun yang malu

dan menguning

dalam sela musim

pada taman penyubur jiwa:

pada lapar-dahaga

dan sabar-taqwa.

Di tepi taman itu

rindu yang gemetar

menjalar,

menuntun sang diri

ke ujung pagi

yang fitri.

Taufik sentana

Peminat sastra sufistik

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Masya Allah....puisi yang apik. Alhamdulillah dapat menikmati puisi cantik ini. Salam literasi. Semoga Pak Ustadz dan keluarga selalu sehat, bahagia, dan sukses serta senantiasa di dalam ridho-Nya. Barakallah..., Pak Ustadz.

19 Apr
Balas

Good poetry

19 Apr
Balas



search

New Post