Taufik sentana

Guru, konsultan pembelajaran dan ikatan dai indonesia. Menetap di Aceh barat bersama seorang istri dan enam orang anak....

Selengkapnya
Navigasi Web
Surat Secangkir Kopi

Surat Secangkir Kopi

Surat Secangkir Kopi

Engkau membaca tubuhku

pada cangkir yang ramping

yang mengendap di dalamnya

seluruh bayang.

Bayang bayang itu seperti masa lalu, atau peristiwa baru, atau cumbu, atau omong kosong penuh lipstik.

Engkau seperti tak pernah berhenti mencium aromaku: kenikmatan yang tersembunyi dalam kepahitan. Walau tidak memabukkan, aku telah menjadi simbol candu dan budaya, bahkan kapitalisme.

Saat selesai menyeruputku, pelan dan penuh pertimbangan,

engkau seakan menemukan perspektif berbeda tentang pagi ini, atau senja nanti.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Oh I love coffee. Sejuta cerita tak kan habis bersama kopi. Selalu ada kehangatan, kerinduan, dan kenikmatan dalam setiap seduhannya. Sendiri, bersama selalu penuh makna. Wonderful writing. Sukses selalu pak Taufik. Salam literasi.

20 Oct
Balas

Trma kasih tlah mampir dan atas apresiasinya..salam

20 Oct
Balas

Salam sejuta koffie...

07 Jun
Balas



search

New Post