Taufik sentana

Guru, konsultan pembelajaran dan ikatan dai indonesia. Menetap di Aceh barat bersama seorang istri dan enam orang anak....

Selengkapnya
Navigasi Web
Daya Belajar, Jangan Biarkan Terkikis!

Daya Belajar, Jangan Biarkan Terkikis!

Belajar sebagai Daya Hidup, Jangan sampai Terkikis!

Belajar secara formal mengacu pada capaian perubahan perilaku siswa secara mental atau fisik. Perubahan itu mesti bertahap dan terukur. Ahli behavior percaya bahwa belajar tak bermakna tanpa ada perubahan pada diri siswa. Perubahan itu bisa berwujud pada skala sikap, kognitif dan skill.

Dari perkembangan masa belajar siswa yang panjang, makna belajar hanya tampak secara formal dan prosedural. Walau secara potensial, setiap siswa dapat "belajar" dengan gaya, momentum dan kontennya sendiri. Tergantung stimulan yang paling dominan dan kecenderungan minatnya. Himpitan formalistik di sekolah memang diakui mereduksi makna belajar yang sesungguhnya: dari rasa ingin tahu, spontanitas, tantangan, kegembiraan dan kompetensi yang autentik.

Setidaknya reduksi makna belajar itu bisa bermula sejak kelas 4 SD. Para guru dan orang tua mesti cakap dalam mengoptimalkan dan memelihara momentum belajar si anak. Ada tahapan khusus, dimana pada satu semester misalnya, seorang siswa mesti fokus pada beberapa kompetensi tertentu. Atau sedapat mungkin mengelompokkan "mata ajar" yang paling dominan dikuasai oleh siswa,sembari terus meluaskan kemampuan pada aspek pelajaran lain sedapat mungkin.

Belajar, pada awalnya adalah wilayah personal. Setiap orang menjadikan " belajar" itu sarana utama untuk menguasai lingkungan dan memanfaatkan segenap sumber daya untuk kepentingan yang diyakini.

Wilayah personal inilah yang perlu diberdayakan oleh guru dan orang tua agar setiap anak/siswa dapat memaknai belajarnya secara maksimal bagi perkembangan diri, kecakapan dan pandangan hidupnya. Sehingga makna belajar tadi tidak terkikis dan terus menjadi daya hidup si anak/siswa sampai ajal menjemput.

Sesungguhnya, Allah telah menjadikan "kemampuan"belajar itu sebagai "bawaan" , sepeti potongan Ayat : 'allamahul bayaan" , agar sang manusia mencapai pengertian paling tinggi tentang semesta dan rahasia di baliknya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post